TANAH DATAR - Panti Asuhan di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat diimbau bukan sebagai tempat makan dan tidur tapi harus melahirkan generasi yang hafal alquran serta mempunyai skil atau talenta.
Kepala Dinas Sosial dan PPA Tanah Datar Afrizon S.Ag di Batusangkar Sabtu, mengatakan anak panti asuhan di Tanah Datar harus memenuhi lima kriteria.
Diantaranya anak panti harus menjadi hafiz quran minimal satu jus, kemudian harus padai adzan dan imam sholat untuk laki-laki, padai berpidato dan ceramah, harus pandai memasak dan punya skil, dan anak panti harus pandai berdoa.
"Hal itu sejalan sekaligus untuk memastikan program pemerintah daerah satu rumah satu hafiz, " kata Afrizon.
Baca juga:
Wapres RI ke Sulsel Bahas MPP dan UMKM
|
Ia mengatakan, saat ini ada sebanyak 14 panti asuhan yang tersebar di seluruh kecamatan yang dimiliki Pemerintah Tanah Datar, dari 14 tersebut, 2 panti asuhan telah terakreditasi A, 9 terakaretasi B dan 3 terakreditasi C dengan membina anak-anak sebanyak 354 orang.
Diharapkannya, kedepannya seluruh panti asuhan di Kabupaten Tanah Datar bisa naik tingkat dan terakreditasi A.
"Dan kami juga sudah mendorong bagaimana panti di Tanah Datar memang diisi oleh anak anak dari Tanah Datar itu sendiri, " kata Afrizon.
Afrizon juga mengatakan, Tanah Datar satu satunya daerah di Sumatera Barat yang memberikan bantuan melalui APBD nya ke panti asuhan.
Adapun bantuan yang diberikan pada hari ini senilai Rp589.650.000, yang diperuntukkan untuk keperluan anak-anak di panti, yakni untuk biaya pendidikan dan transportasi, untuk makan, dan biaya pembelian buku dan lainna.
Bupati Eka Putra SE, MM pada kesempatan tersebut merasa bahagia karena bisa bertatapan langsung dengan pengurus panti asuhan se Kabupaten Tanah Datar.
"Tentu dengan silaturahmi ini saya bisa mengenal langsung wajah pengurus panti asuhan di Tanah Datar. Tentunya perjuangan itu kita sebagai generasi terus melanjutkan, " ucap Bupati.
Bupati menyatakan, saat dirinya berkunjung ke beberapa panti asuhan sebelumnya, ia memberikan motifasi kepada anak anak agar mereka untuk tidak minder, terutama yang puteri untuk menjaga sebagaimana seutuhnya wanita Minang.
Motifasi ini sebagai semangat bagaimana mencapai motifasi bagi mereka, dan meminimalisir kenakalan remaja yang terjadi saat sekaran ini.
"Sekarang berbeda dengan zaman dahulu, sekarang untuk belajar itu menggunakan handphone, kalau dahulu tidak. Kalau kita tidak bijak menggunakannya, itu bisa merusak dan menyerang mental anak anak kita, " pesannya.
Bupati juga mengingatkan, tantangan mengasuh saat sekarang dengan dahulu sangat berbeda, sekarang itu informasi beredar cepat, terutama di medsos.
Kepada pengurus panti ditekankan bagaimana untuk menganggap anak panti itu sebagai keluarga sendiri, baik yang ada pada Dinas Sosial, Nagari maupun lainnya, dan juga bagaimana membawa anak itu mendukung program unggulan satu rumah satu hafiz.
"Kami juga berharap pengurus jangan gampang menyerah, kadang dalam mengasuh anak tentu banyak tingkah, kadang di rumah ada masalah, di panti juga ada masalah jadi kita menegurnya agak keras bahkan main fisik, tolong jangan itu sampai terjadi. Ini menjadi tantangan bagi kita semua, " kata Bupati.(JH)